KODE IKLAN YANG DIPARSE
KODE IKLAN YANG DIPARSE
HUKUM
Adzan untuk Bayi yang Baru Dilahirkan
Salah
satu bentuk pendidikan terhadap anak yang sering dilakukan orang tua, yang
pertama kalinya dilakukan sejak anak itu berada di alam dunia adalah membacakan
adzan dan iqamah ketika anak tersebut baru saja dilahirkan. Begitu anak itu
lahir, sang ayah biasanya mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqamah di
telinga kiri. Ini adalah bagian dari sunnah yang dilakukan dan diajarkan oleh
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam kepada umatnya
sebagaimana telah disebutkan dalam berbagai hadits.
Para
ulama sepakat bahwa sunnah hukumnya mengumandangkan adzan dan iqamah pada saat
seorang bayi terlahir ke dunia.
Dalam
Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, juz I, hal 61 dinyatakan bahwa adzan juga
disunnahkan untuk perkara selain shalat. Di antaranya adalah adzan di telinga
anak yang baru dilahirkan. Seperti halnya sunnnah untuk melakukan iqamah di
telinga kirinya.
Kesunnahan
ini dapat diketahui dari sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abi Rafi’ :
عَنْ أبِي رَافِعٍ أنَّهُ قَالَ, رَأيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلّي
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أذَّنَ فِيْ أذُنِ الحُسَيْنِ حِيْنَ وَلَدَتْهُ
فَاطِمَةُ بِالصَّلاَةِ --سنن أبي داود
Dari
Ubaidillah bin Abi Rafi’ ia berkata: Aku melihat Rasulullah SAW mengumandangkan
Adzan di telinga Husain ketika siti fatimah melahirkannya. (Yakni) dengan Adzan
shalat. (HR Abi Dawud).
Imam
an-Nawawi (631-676 H) rahimahulloh di dalam kitab al-Adzkar menyatakan:
روينا في سنن أبي داود والترمذي وغيرهما عن أبي رافع رضي الله عنه
مولى رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ” رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم أذن
في أذن الحسين بن علي حين ولدته فاطمة بالصلاة رضي الله عنهم “. قال الترمذي :
حديث حسن صحيح
Kami
telah meriwayatkan di dalam Kitab Sunan Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan selain
keduanya dari Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu maulanya Rasulullah SAW, beliau
berkata: “Saya telah melihat Rasululloh SAW meng-adzani di telinganya Hasan bin
Ali tatkala Fathimah baru saja melahirkannya dengan adzan shalat semoga Allaoh
meridhai mereka semua”. Imam at-Tirmidzi berkata: Ini adalah hadits yang hasan
lagi shahih. (Al-Adzkar, hal : 298).
Disebutkan
pula dalam Kitab al-Adzkar an-Nawawiyah tersebut:
قال جماعة من أصحابنا : يستحب أن يؤذن في أذنه اليمنى ويقيم الصلاة
في أذنه اليسرى. وقد روينا في كتاب ابن السني عن الحسين بن علي رضي الله عنهما قال
: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” من ولد له مولود فأذن في أذنه اليمنى ،
وأقام في أذنه اليسرى لم تضره أم الصبيان
Sekumpulan
dari sahabat-sahabat kami berkata: DISUNNAHKAN bila seseorang meng-Adzani bayi
di telinganya yang kanan, dan meng-Iqomatinya di telinganya yang kiri. Dan
sungguh kami telah meriwayatkan di dalam kitab Ibnu as-Sunniy dari Hasan bin
Ali radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang
dilahirkan baginya seorang anak, kemudian dia meng-adzaninya di telinganya yang
kanan dan meng-iqomatinya di telinganya yang kiri, maka Jin Ummu Shibyan tidak
akan dapat membahayakannya”. (Al-Adzkar, hal : 299).
Mengumandangkan
adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri pada anak yang baru
dilahirkan adalah sunnah Rasulullah saja. Bukan bid'ah yang sering di lontarkan
kaum KELEDAI KELEDAI WAHABI TETAPI itu ADLAH hadits sahih . . .
Ada
juga DALIL ULAMA WAHABI :
Ulama
dari kalangan pengikut Wahabi Salafi, Ibnul Qayyim al-Jauziyyah di dalam
kitabnya Tuhfatul Wadud bi-Ahkamil Maulud, menyatakan mengenai kesunnahan
mengadzankan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri pada bayi yang baru
lahir. Ibnul Qayyim al-Jauziyah mengungkapkan berbagai rahasia dibalik
kumandang adzan pada telinga bayi sebagaimana tertulis dalam kitabnya tersebut
:
وسر التأذين والله أعلم أن يكون أول ما يقرع سمع الإنسان كلماته
المتضمنة لكبرياء الرب وعظمته والشهادة التي أول ما يدخل بها في الإسلام فكان ذلك
كالتلقين له شعار الإسلام عند دخوله إلى الدنيا كما يلقن كلمة التوحيد عند خروجه
منها وغير مستنكر وصول أثر التأذين إلى قلبه وتأثيره به وان لم يشعر مع ما في ذلك
من فائدة أخرى وهي هروب الشيطان من كلمات الأذان وهو كان يرصده حتى يولد فيقارنه
للمحنة التي قدرها الله و شاءها فيسمع شيطانه ما يضعفه ويغيظه أول أوقات تعلقه به
وفيه معنى آخر وهو أن تكون دعوته إلى الله وإلى دينه
الإسلام وإلى عبادته سابقة على دعوة الشيطان كما كانت فطرة الله التي فطر عليها
سابقة على تغيير الشيطان لها ونقله عنها ولغير ذلك من الحكم
“Dan
SIRR (RAHASIA) mengadzani bayi, Wallahu A’lam: yaitu supaya yang didengarkan
manusia pertama kali adalah ucapan yang mengandung kebesaran Rabb dan
keagunganNya serta syahadat yang pertama kali memasukkanya ke dalam Islam, jadi
ibarat mentalqinkannya tentang syiar Islam ketika memasuki dunia, sebagaimana
dia ditalqin ketika keluar dari dunia, dikarenakan juga sampainya pengaruh
adzan ke dalam hatinya dan kesan adzan pada dirinya tidak dipungkiri, meskipun
dirasakan ada faedah lain dalam hal itu, yaitu larinya setan dari kalimat
adzan, dimana setan senantiasa menunggunya kelahirannya, lalu menyertainya karena
takdir Allah dan kehendakNya, maka dengan itu setan yang menyertainya mendengar
sesuatu yang melemahkannya dan membuatnya marah sejak pertama mengikutinya”.
KODE IKLAN YANG DIPARSE
0 Response to "HUKUM Adzan untuk Bayi yang Baru Dilahirkan"
Posting Komentar